Saturday 10 May 2014

Syukur


“ingat 5 perkara sebelum 5 perkara, hidup sebelum mati , muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit”

Ingatkah kita akan syair lagu ini? Mungkin sebagian kita sudah tidak asing dengan kata – kata dalam syair ini dalam soundtrack sinetron religi DEMI MASA yang tayang pada bulan Ramadhan 10 Tahun yang lalu.
Ya, kali ini 2 hari aku tersungkur menangis karena mengingat syair ini, begitu banyak dosa yang terselip dalam hidup yang singkat ini. Sebagai manusia yang biasa aku mulai terlecut tatkala melihat sebuah film yang begitu banyak hikmah dalam menghadapi sebuah nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Memang banyak jalan seseorang mendapat lecutan, kami rasa tak ada salahnya melalui sebuah film.
Film pertama berlatar belakang Korea Selatan, jujur aku sangat tidak suka drama serial dari negri gingseng itu, namun aku mencoba melihat film itu. Sungguh luar biasa, film ini menceritakan sebuah cinta tak harus memiliki karena Tuhan lebih mencintai yang kita cintai. Aku sich ga berharap seperti itu, namun apa daya jika itu terjadi.
Film ini menceritakan bahwa ada seorang anak kecil cewek yang mengidap AIDS karena tranfusi darah. Semua teman sekolahnya menakutinya, karena dia bilang bahwa mendapat kutukan, hanya seorang anak lelaki yang mau berteman dengannya. Hingga pada suatu ketika lelaki itu pindah ke luar kota, dan setelah 10 tahun kembali ke desa dan menemui wanita itu kembali.
Karena sudah terlalu cinta mereka ingin menjalin hal serius, akan tetapi wanita itu menutupi penyakitnya hingga pada endingnya sang lelaki memberikan keinginan sang wanita yaitu membuat crops circle yang dipercaya mengundang alien. Disaat itulah sang wanita meninggal dalam kenangan bersama lelaki yang dicintainya.
Film kedua berseting Indonesia, dengan tema yang sama sang lelaki mengidap kanker otak dan perjalanan cerita kurang lebih sama dengan film pertama. Berakhir dengan perpisahan dengan Kasih Tuhan, walau menedihkan namun perpisahan adalah dengan senyuman bukan tangis yang terus menerus tanpa henti.
Dari 2 film ini sungguh hatiku tergetar bukan karena apa, tapi karena maut itu amat dekat, apa yang kita inginkan lebih berdasarkan ego, tapi apa yang Tuhan inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Begitu berat kehilangan yang terkasih, namun hidup harus tetap berjalan tetap menatap masa depan dengan sebuah harapan besar.

“Ya Allah, kuatkan diri ini melawan nafsu dan ego, ikhlaskan hati ini menerima pemberianMu, Engkaulah yang mengetahui apa yang kami butuhkan, kami hanya makhluk lemah, bimbinglah kami menuju bahagia yang haqiqi”

1 comment:

terima kasih atas komentar anda

copyright 2017 adinda30